Saturday 27 February 2010

HAKIKAT UMUM - QURAN-ET SAINS 15

# Tarekat Tanpa Nama
# Pentingnya Berthoriqoh
# Bermimpi Seorang Ulama
# Mayat Masih Utuh di Dalam Kubur
# Mohon bimbingan
# Mengapa Para Habib Dimuliakan?
# Jika Belum Mampu Ikut Thoriqoh

Tarekat Tanpa Nama
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di kampung saya ada sebuah mushalah kecil yang setiap hari selalu mengadakan zikiran. Zikiran tersebut dipimpin seorang ustad dari sebuah daerah di Jawa Barat. Setelah saya tanya, pengurus mushalah itu mengatakan bahwa zikir itu adalah tarekat. Saya mencoba bertanya lagi, tarekat apakah itu? Pengurus mushalah tersebut mengatakan tarekat tanpa nama.

Saya jadi heran, mungkinkah ada terekat tanpa nama. Mungkinkah seseorang bisa menciptakan wirid sendiri dan kemudian menyebutkannya sebagai tarekat tertentu? Misalnya, nama saya Mubarok, dan kemudian saya membuat tarekat Mubarok. Bisakah hal itu? Mohon penjelasan. Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Imam Mubarok

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Lebih baik Anda tidak mengira-ngira masalah yang tidak Anda ketahui secara jelas. Tanyakan secara langsung pada ulama setempat, terutama ulama yang berkecimpung langsung di dalamnya. Yang jelas, tarekat tidak mungkin akan berdiri sendiri. Apalagi membuat nama sendiri. Ini harus dipegang dengan tegas.
Posted by QuranSains at 2:41 AM
Pentingnya Berthoriqoh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Langsung saja pada pertanyaan. Mohon berkenan menerangkan kepada saya, apa penting dan perlunya kita mengikuti tarekat? Selain itu, mohon kiranya berkenan menuliskan wirid-wirid yang harus dibaca pada tarekat yang berbeda itu. Sekadar usulan dan harapan, barangkali kiranya akan lebih baik, dan itu saya pandang penting, agar wirid-wirid tarekat yang berbeda tersebut bisa dibuatkan dalam satu rangkuman buku kecil sebagai bonus. Agar lebih mudah dalam membaca dan menghafalkannya, karena bisa dibawa bepergian. Kiranya itu saja pertanyaan yang saya ajukan, dan atas perhatian saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Abdullah Luthan

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Setelah membaca jawaban ini, besar harapan saya, Anda bisa segera mengikuti umat Islam yang lain, yang sudah terlebih dahulu mengikuti tarekat. Karena memang tarekat itu memiliki makna yang penting. Siapa sih yang ingin memiliki hati yang kotor? Dan siapa sih orang yang ingin hatinya melupakan dan semakin tambah lupa kepada Allah (Swt)? Di sinilah pentingnya tarekat yaitu melepaskan kedua penyakit hati yang sangat berbahaya. Jelasnya, untuk mengatasi kealpaan dalam hati dan menghilangkan noktah atau kotoran yang ada. Untuk menghapus hijab atau dinding pembatas yang terdapat dalam dirinya, yang mengakibatkan sifat lalai serta banyak lupa kepada Allah (Swt).


Kalau seseorang ingin hatinya bersih dan membersihkan hati, paling tidak ia akan tertarik dengan tarekat itu sendiri. Karena di antara fungsi yang terdapat dalam tarekat itu adalah menghapuskan kotoran dalam hati dengan selalu mengamalkan zikirnya. Saya berterima kasih dan bersimpati pada Anda. Saran yang Anda sampaikan itu sangat baik. Untuk tarekat Sadziliyah, sudah saya buatkan kitabnya. Bentuk dan ukurannya yang kecil membuatnya mudah untuk dibawa. Bisa dibaca mulai dari halaman 15 sampai 26.
Posted by QuranSains at 2:41 AM
Bermimpi Seorang Ulama

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Saya sering bersilaturahmi kepada para ahli agama, termasuk ke tiga bulan yang lalu. Masalah saya adalah kesulitan ekonomi atau utang-utang yang sangat tidak mungkin terbayar dari penghasilan. Wirid-wiridnya insya Allah selalu saya kerjakan dan bahkan dibantu oleh anak-istri saya.


Saya bermimpi didatangi Aa' Gym, diberi kertas putih yang ada tulisan Haromin dengan tinta merah. Kedua, saya bermimpi didatangi wanita berjilbab putih, memanggil dan menghardik sambil berkata, "Kamu sedang puasa, kok mulut kamu bau?" Kemudian, "Bacalah Surah Al-An'am ayat 1, 2, dan 3, untuk membersihkan mulut kamu." Saya membacanya setelah wirid setelah shalat.


Ketiga, saya bermimpi didatangi tiga orang berjubah putih pada saat wirid tengah malam, persis satu orang di hadapan saya dan dua orang di belakang saya, tidak jelas mukanya. Tetapi tidak ada dialog apa pun.


Keempat, saya bermimpi, setelah wirid malam saya didatangi diri saya sendiri, "Kamu tidak usah repot-repot, bacalah 'Mukhaladun, Yunzifun, Ya Takhoyarun, Yastahun'." Setelah bangun, saya baru tahu, ternyata itu adalah kalimat-kalimat yang terdapat di dalam surah Al-Waqi'ah ayat 17- 21


Saat ini wirid-wirid yang saya kerjakan setelah shalat, pertama membaca, "La illáha illallah" sebanyak 165 kali, doa hizib Sulaiman, doa Siti Fatimah, Surah Al-An'am ayat 1 sampai 3, dan shalawat Istighosah.


Kedua, setelah shalat Subuh, ditambah Al-Fatihah sebanyak 40 kali dan shalawat Ibrahim empat puluh kali. Ketiga, setelah shalat Asar, ditambah Al-Waqi'ah satu kali, An-Nasr enam kali, Al-Quraisy satu kali, shalawat Kamilah sebelas kali.


Keempat, setelah shalat Magrib, ditambah Al-Falaq 70 kali dan An-Nas sebanyak tujuhpuluh kali. Kelima, setelah shalat Hajat atau Tahajud, shalawat Istigasah dan wirid, "Wa Subha a'alya rizqo subba tarakhmat fa anta raja'ul alamina walau thaghat" minimal masing-masing seratus kali. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Agus

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Sebetulnya yang ringan saja. Setelah shalat Ashar membaca Surah Al-Waqi'ah sekali, Surah al-Fath sebanyak enam kali, Al-Quraisy sekali, shalawat Nariyah sebelas kali. Namun kalau ingin amalan yang lebih banyak, setelah shalat Maghrib atau Isya, sebagaimana dikatakan Syekh Syadzili, dan kalau kita ingin kesusahan-kesusahan duniawi dihilangkan, bacalah An-Nas sebanyak tujuh puluh kali dan Al-Falaq juga sebanyak tujuh puluh kali.


Sedang kalau tengah malam, sebagaimana diajarkan Rasulullah (saw), membaca "Ya Latif", shalawat, di samping shalat Tahajud. Selain itu, untuk menambah ilmu bagaimana mendekatkan diri kepada Allah, kita harus belajar kepada para ulama.


Tentang makna-makna mimpi itu, tidak semua orang bisa mengerti. Karena itu, yang penting adalah memenuhi syarat-syarat orang tidur, sebagaimana Rasulullah (saw) mengajurkan kepada kita, apa yang mesti kita lakukan ketika akan tidur. Bila akan tidur, beliau tidak pernah meninggalkan wudhu. Kemudian membaca doa tidur dan membaca Basmalah 21 kali. Jika mengamalkan ini, insya Allah, kita akan dijauhkan dari mati mendadak dalam tidur.


Untuk masalah mimpi-mimpi, kita jangan percaya kepada keterangan yang tidak jelas. Sebab hal itu terjadi karena kita tidur dengan tidak memenuhi syarat sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah (saw). Kalau kita akan tidur, berniatlah yang baik. Contohnya, "Ya Allah, aku tidur untuk menjaga kesehatanku, dan menaati perintah-Mu, supaya subuhku tidak ketinggalan."
Posted by QuranSains at 2:41 AM
Mayat Masih Utuh di Dalam Kubur

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya ingin bertanya. Apabila mayat sudah dikubur dan telah ditinggalkan oleh para pengantar kubur sebanyak tujuh kali langkah, malaikat sudah datang dan memperlakukan mayat sesuai dengan amal ibadahnya. Mengapa mayat yang telah dikubur dan digali lagi selang beberapa hari masih tetap utuh, padahal mayat itu adalah seorang pencopet yang mati karena dihajar massa?


Kasus seperti ini sering saya lihat di berbagai berita kriminal yang ditayangkan di banyak stasiun televisi di negara kita. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ari Ghorir Atiq

Jawaban:

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mayat yang di dalam kuburnya utuh, pertama, yang dijamin Allah, adalah mayat orang yang hafal Al-Qur'an. Kedua, mayat orang yang tidak pernah batal wudhu. Ketiga, mayat orang yang tidak pernah lepas membaca shalawat kepada Nabi Muhammad (saw). Keempat, mayat orang yang tidak pernah meninggalkan bangun malam untuk shalat malam. Inilah orang-orang yang meninggal tetapi jasadnya tidak rusak di dalam kubur.


Oh ya, termasuk di dalamnya adalah orang yang mati syahid karena berjuang di jalan Allah sesuai dengan ketentuan yang digariskan syariat Allah. Namun, mati syahid yang di luar jalan Allah, pun ada. Seperti mati terbakar, mati tenggelam, mati sakit perut, dan mati karena melahirkan anak. Semua itu termasuk mati syahid.


Bagaimana kalau ada orang mendadak sakit perut kemudian meninggal namun orang itu tidak menjalankan perintah Allah (Swt)? Apakah dia mati syahid juga? Orang itu tidak bisa dikatakan mati syahid. Karena, orang yang mati syahid ada standarnya. Sebagaimana perumpamaan, kalau orang mau makan, ada piringnya dahulu. Entah piring itu terbuat dari kaca, plastik, melamin, atau lainnya, tetapi bisa mewadahi makanan untuk dimakan.


Mengapa, pada kasus kuburan yang dibongkar, dia jelas-jelas copet kok jasadnya masih utuh? Ini perlu diselidiki dulu, sudah berapa lama jasad itu dikebumikan. Kalau masih sehari-dua hari, ya pasti saja masih utuh. Kecuali, setelah sebulan-dua bulan dibongkar jasadnya masih untuh, itu suatu keanehan.


Orang yang merugikan masyarakat, agama, pemerintah, atau negara secara umum, tidak lepas dari hukum pembusukan alam. Namun ada pula beberapa tanah di bumi ini yang memang mengandung zat-zat tertentu, sehingga jasad yang meninggal masih utuh dalam beberapa bulan. Ada kadar tanah tertentu yang bisa membuat jasad tidak cepat rusak. Kalau tempatnya dingin, kadar belerang dan kapurnya sedikit, tidak cepat menghancurkan jasad. Sedang tanah yang belerangnya dan panasnya tinggi, cepat menghancurkan jasad di dalam kubur. Tanah yang kandungannya basah juga cepat menghancurkan jasad yang ada di tanah.


Hanya, perlu dimengerti, jasad yang utuh itu tidak seperti utuhnya jasad orang yang hafal Al-Qur'an tidak batal wudhu, misalnya. Baunya akan terasa. Sebab yang hak adalah hak, dan yang batil adalah batil, yang hak dan batil tidak bisa disamakan. Kebaikan tidak bisa disamakan dengan keburukan.
Posted by QuranSains at 2:39 AM
Mohon bimbingan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya selalu berdoa, semoga ditemukan oleh Allah dengan guru yang dapat membimbing dan membina untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Tepatnya seminggu ini, saya dan teman-teman sedang mendiskusikan masalah tarekat. Untuk itu saya ingin berkonsultasi, mohon kiranya alamat atau nomor telepon bisa saya hubungi.


Sebelum dan sesudahnya, saya sampaikan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Neri Yulia

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Sebelumnya, saya ingin sampaikan, menyangkut segala hal yang berhubungan dengan diri saya, ada baiknya Anda kirimkan saja surat. Itu akan lebih baik, karena tidak memberatkan siapa pun. Saya mendukung sepenuhnya kemauan Anda untuk mempelajari masalah tarekat. Perlu diketahui, tarekat itu tidak bisa diberikan melalui media, seperti surat-menyurat. Sebab ada dasar-dasar tarekat yang harus dipenuhi oleh seorang mursyid dan penganutnya. Sama-sama mengambil dan mengamalkan kalimat La illaha bisa memiliki beberapa makna.


Tapi ada yang khusus dengan talkin (pengajaran langsung) dari Baginda Nabi, seperti tarekat. Tarekat itu, di samping berpegang pada keterangan Hadist yang sahih, juga yang mendasar sekali adalah berpegang pada waktu Rasulullah menalkin para sahabatnya. Dari sanalah disebut (diucapkan) "talkinan", dan menjadi dasar pokok bagi orang-orang yang mengajarkan tarekat, dengan dasar sanad-sanadnya yang muttashil (bersambung).


Baiat, maknanya mengucap janji di hadapan guru, sebagaimana para sahabat mengucap janji di hadapan Baginda Rasulullah (saw). Adapun soal ijazah, bisa saja diberikan tanpa melalui baiat atau talkin. Ia merupakan nilai-nilai tersendiri untuk menambah kegiatan harian kita. Kalau untuk ini, beberapa buah wirid bisa diberikan walupun melalui surat-menyurat atau media, tapi itu bukan merupakan baiat atau talkin.
Posted by QuranSains at 2:37 AM
Mengapa Para Habib Dimuliakan?

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Sebagai santri Pondok Pesantren Al-Ittihadut Thoyyib, Kudus, yang diasuh oleh K.H. Syekh Abdul Jalil Thoyyib Assaid (Gus Jalil), saya sangat senang. Lebih-lebih kalau ada tamu ulama, kiai, saya selalu disuruh ber-mushofahah, menyerap ilmu, dari mereka. Namun akhir-akhir ini saya jadi kurang setuju bila ada tamu Gus Jalil yang disebut atau sayid dimuliakan melebihi yang lain. Seolah-olah hanya mereka itulah yang paling mulia. Benarkah harus demikian? Untuk mengetahui Habib atau sayid, katanya harus punya "al". Ada yang bin Syihab, ada bin Jindan, bin Syech Abu Bakar. Bagaimanakah ini?


Pernah kami baca, di majalah Tempo, pernyataan Ami Pekalongan (ahli nasab). Katanya, Walisanga, Kiai Mojo, Imam Bonjol, adalah keturunan Alawiyin. Akhir-akhir ini di majalah Hidayah, Syekh Nawawi Banten keturunan Sunan Gunung Jati. Padahal, kata Abdullah bin Idrus Al-Haddad Rawa Badung, Jakarta Timur, Walisanga tidak mempunyai keturunan. Bagaimana ini? Wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.

M. Shodiq

Jawaban:

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. "Al" pada nama keturunan Nabi adalah gelar. Entah itu formal atau tidak. Ada yang bersebab karamah, juga bisa dari sebab bukan karamah. Seperti Alaydrus (pemimpin para sufi), itu karena Abdullah ketika masih kecil mendapat karamah kesufian dari Allah (Swt). Mungkin karena karamahnya itulah, beliau bersama keturunannya diberi gelar tersebut. Begitu juga bin Sihab, al-Sihab, karena ilmunya.


Sebetulnya istilah "al" tidak untuk memisahkan para habib atau kaum Alawiyin tersebut, melainkan untuk memudahkan dalam penentuan nasabnya atau saudara, famili, yang terdekat dari bapaknya. Itu di antaranya.


Beberapa Wali Sembilan, Walisanga, adalah keturunan Alawiyin. Selanjutnya, beberapa tokoh pejuang di Indonesia, seperti Kiai Mojo dan lainnya, juga tidak terlepas dari Alawiyin. Memang ada beberapa Wali Sembilan yang tidak memiliki keturunan, seperti Sunan Bonang. Tetapi banyak yang mempunyai keturunan, seperti Sunan Gunung Jati, Maulana Hasyim Sunan Drajat, Sunan Ampel, Sunan Lamongan, Imam Ja'far Shodiq Sunan Kudus. Beberapa sunan yang disebutkan terakhir ini, keturunannya sangat banyak. Di antara keturunan Sunan Gunung Jati adalah para sultan Banten, sultan Cirebon, dan lainnya. Keturunan Sunan Giri, termasuk ibu Panembahan Senopati yang menurunkan trah Mataram, adalah cucu Ainul Yakin Sunan Giri.


Saya tidak berani menyanggah pendapat orang yang mengatakan bahwa para Wali Sembilan tidak memiliki keturunan. Lebih baik saya menawarkan diri, mari kita membuka lembaran sejarah serta penulisan riwayat hidup serta keturunan para wali di Indonesia. Saya yakin, mereka yang mengaku keturunan para wali tidak bertindak gegabah, sebab mereka memiliki bukti yang kuat. Kalau mereka tidak mengaku sebagai keturunan padahal mereka yakin memang keturunan para wali, sikap itu akan dianggap salah. Sebaliknya, orang yang bukan keturunan para wali tetapi mengaku keturunan para wali, juga salah.


Apabila kita mempelajari tarikh atau sejarah Wali Sembilan dengan saksama dan jeli, insya Allah kita tidak akan mengklaim bahwa para Wali Sembilan tidak memiliki keturunan. Meski keturunan itu dari pihak wanita (nenek), yang namanya cucu, tetap dianggap keturunan tokoh tersebut.
Posted by QuranSains at 2:36 AM
Jika Belum Mampu Ikut Thoriqoh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya seorang fotografer sebuah media harian ibu kota. Setiap hari waktu saya selalu berkejaran dengan berita yang harus saya dapat. Tapi saya selalu berusaha melaksanakan shalat lima waktu. Sampai saat ini, saya belum dapat mengikuti tarekat, karena keterbatasan waktu yang saya miliki. Mohon jelaskan, adakah cara lain selain mengikuti tarekat sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah. Lalu bagaimana jalan keluarnya bagi saya? Atas jawabannya, saya sampaikan terima kasih. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Wahyu S.

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Banyak jalan yang bisa Anda tempuh. Salah satunya adalah dengan membaca wirid. Karena, itu sarana pendekatan kita kepada Allah sebagai nilai tambah ibadah, selain shalat lima waktu. Ada yang menggunakan sarana bacaan-bacaan, khususnya jika Anda bertarekat.


Sedangkan peranan bacaan tarekat itu sendiri berbeda dengan bacaan yang lain. Kalau tarekat, mengkhususkan bagaimana cara membersihkan hati. Sedangkan bacaan-bacaan itu adalah nilai tambah pendekatan kita kepada Allah. Bagi orang yang belum sempat memasuki tarekat, hendaklah membiasakan diri selalu melaksanakan shalat disertai membaca beberapa bacaan. Itu termasuk nilai tambah pendekatan kita kepada Allah, di luar shalat.

No comments:

Post a Comment